skip to main | skip to sidebar

Beat of Bass

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)
  • Home
  • About Us
  • Archives
  • Contact Us

Saturday, March 30, 2013

Apa Itu Modes? Bagaimana Menggunakannya?

Posted by Unknown at 6:58 AM
Orang yang baru mulai belajar musik biasanya selalu saja dibingungkan dengan istilah-istilah modes ataupun penggunaannya. Di sini saya mencoba menerangkannya dengan sesederhana mungkin semoga bisa lebih mudah dipahami. Kali ini kita akan mengenal 7 modes yang dibangun dari tangga nada Mayor Penamaan modes tersebut diambil dari bahasa Yunani. Dengan mengenal Mode akan memudahkan bagi kita dalam berimprovisasi saat bermain gitar. Langkah pertama untuk kita bisa menggunakan mode adalah dengan mengenal strukturnya, kemudian tahu bagaimana mode itu dibangun, dan apa saja derajat scalenya, dan terakhir bagaimana cara menggunakannya.

Seperti kita ketahui dalam musik, melodi tidak bisa dipisahkan dengan harmoni, misalnya seorang pemain gitar yang sedang mengisi solo melodi biasanya dilatarbelakangi oleh kord yang mengiringinya sehingga struktur kord dan melodi yang dimainkan akan menyatu membentuk harmoni. Untuk mengetahui bagaimana mode itu dibangun, sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui hubungan antar kord dan tangga nada dengan dua cara pandang. Pertama adalah hubungan antara kord tersebut secara individual dengan tangga nada, dan yang kedua adalah hubungan keduanya baik kord dan tangga nada dengan sebuah nada dasar / key.
Pada materi yang lalu saya pernah menulis tentang Major Seventh Harmony dan berikut ini adalah susunan harmoni yang dihasilkan :

Ima7 IImi7 IIImi7 IVma7 V7 VImi7 VIImi7(b5)

Jika kita bermain pada Kunci C atau tangga nada C mayor maka susunan kord yang dihasilkan adalah sbb
Cma7 Dmi7 Emi7 Fma7 G7 Ami7 Bmi7(b5)

Pertama-tama mari kita lihat hubungan antara kord Cma7 dengan tangga nada C mayor. Kebetulan root / nada dasar dari kord dan tangga nada keduanya sama-sama dari C. Kita juga tahu bahwa ada kord lain yang ada pada harmoni mayor, khusus untuk kord lain selain dari C tentu saja root kordnya akan berbeda dengan tonic / nada dasar dari tangga nada C mayor. Misalnya G7 yang merupakan kord V7 dari tangga nada C Mayor.

Jika tangga nada C mayor dimainkan dengan latar belakang kord G7 maka tanpa memperhatikan perbedaan kord tersebut kita akan mendengarkan secara bersamaan seolah ada 2 nada dasar, yaitu melodi yang berputar pada C dan harmoni kord yang ada pada G. Akan tetapi, bagaimanapun jika nada dasar dari melodi tsb dipindah menjadi ke G tanpa merubah struktur tangga nada C mayor, hasilnya menjadi pas dengan kord G7 yang kita mainkan, dengan tetap mempertahankan hubungannya dengan kunci dasarnya yang asli. Dengan kata lain tangga nada C tidak dirubah akan tetapi, sekarang nada yang menerima penekanan lebih, bukan lagi C melainkan G. Dengan begini kita telah menciptakan sebuah mode Kebetulan mode tsb disebut dengan nama G Mixolydian.

Jadi membentuk mode dari tangga nada mayor adalah dengan cara merubah nada dasar dengan nada yang ada pada tangga nada mayor tsb, tanpa merubah struktur asli yang membentuknya. Dengan prinsip yang sama kita bisa menerapkannya pada masing masing chord yang ada pada harmonisasi tangga nada C Mayor. Seperti halnya harmoni tangga nada, mode akan selalu muncul dengan urutan yang sama pada setiap tangga nada mayor. Jadi setelah kita belajar mode pada nada dasar / kunci C kita akan dapat menerapkan prinsip mode pada kunci-kunci lainnya. Ketika kita berbicara mengenai mode tertentu biasanya kita akan menyertakan nada dasar dari mana mode tsb dibentuk disertai nama modenya, contoh F lydian, G Mixolydian, dan lain-lain.

Berikut ini adalah urutan nama mode dan hubungannya dengan kord pada major 7th harmony.
Dengan mengenal struktur jarak dan derajat tangga nada masing-masing mode tsb kita dapat dengan mudah menyusun mode-mode yang dihasilkan dari tangga nada mayor contoh berikut adalah mode yang di hasilkan dari tangga nada C mayor.

C Ionian : C D E F G A B C
D Dorian : D E F G A B C D
E Phrygian : E F G A B C D E
F Lydian : F G A B C D E F
G Mixolydian : G A B C D E F G
A Aeolian : A B C D E F G A
B Locrian : B C D E F G A B

Sekarang kita sampai pada permasalahan bagaimana menggunakan mode-mode tsb. Coba mainkan progresi berikut dan berimprovisasi dengan mode yang dibangun dari masing-masing kord tsb.
|: CMa7 | Emi7 | Dmi7 | G7 

Bar pertama pada kord Cma7 kita menggunakan C ionian / C mayor, kemudian pd kord Emi7 kita berimprovisasi menggunakan E Phrygian, pada kord Dmi7 kita menggunakan D dorian dan pada kord G7 kita menggunakan G mixolydian.

Dengan mencobanya saja pasti kalian sudah berpikir, “Kalau begini berarti kita sama saja berimprovisasi tetap di jalur tangga nada C, dan untuk apa kita mesti susah-susah memutar otak kita untuk berimprovisasi dengan menggunakan mode?”

Ya benar, dengan tetap bermain di tangga nada C mayor pada progresi kord di atas, kita sebenarnya sudah mempraktekkan mode. Jadi jika kalian berimprovisasi dengan tetap menggunakan tangga nada mayor kunci dasarnya dalam sebuah progresi kord , sadar / tidak sadar sebenarnya kalian juga sudah mempraktekkan mode. Lalu muncul pertanyaan lagi, “Jika benar kita sudah mempraktekkan mode, mengapa kita tidak bisa merasakan perbedaan suasana dari masing-masing mode tsb?” Benar, setiap mode mempunyai suasana / nuansa yang berbeda. Mengapa kita tidak bisa merasakan perbedaan suasana dari mode-mode tsb? Hal ini karena progresi tsb berpindah terlalu cepat (hanya 1 bar). Jika Progresi kord berpindah terlalu cepat, melodi yang disusun dari tangga nada tsb tidak mempunyai cukup waktu untuk merubah identitasnya. Melodi tsb lebih cenderung untuk kembali lagi ke nada dasar dari keseluruhan progresi, dan tidak bisa menahan identitasnya pada kord tertentu yang kita mainkan. Cara yang paling mudah untuk memunculkan suasana dari masing-masing mode tsb adalah dengan menahan sebuah kord pada sebuah progresi dengan cukup lama, dengan begitu interaksi antara kord dan melodi akan memunculkan suasana dari mode tsb. Contohnya dengan mencoba menahan Emi7 pada contoh progresi di atas dengan cukup lama maka kita baru dapat memunculkan suasana mode Phrygian. Atau dengan menahan Dmi7 selama 4 bar atau lebih maka kita akan dapat memunculkan suasana mode Dorian. Menahan Dmi7 cukup lama akan membuat melodi mempunyai cukup waktu untuk lebih menekankan pada nada dasar D dan bukan C, hal tersebutlah yang membuat modes dorian terasa suasananya. Selain dari cara tsb ada juga beberapa cara lain. Dengan memulai progresi kord tidak pada kord I nya kita juga bisa memunculkan suasana mode. Contoh, coba suruh teman kalian memainkan progres kord di bawah ini dan cobalah kamu berimprovisasi dengan menggunakan tangga nada C mayor

|: G | F C 
Kemudian suruh kembali temanmu memainkan progresi berikut dan cobalah kalian berimprovisasi tetap pada tangga nada C.

|: C | F G 

Apakah kalian dapat merasakan perbedaannya? Progresi yang pertama lebih menekankan pada nada dasar G walaupun kalian tetap berimprovisasi dengan menggunakan tangga nada C, dengan demikian kalian sudah mempraktekkan mode Mixolydian. Sedangkan untuk progresi yang kedua adalah progresi yang biasa kalian mainkan yaitu menekankan nada C yang mana sama dengan nada dasarnya, dengan demikian kalian sedang memainkan tangga nada mayor atau mode ionian.

Jadi munculnya suasana mode sangat dipengaruhi dari kord / progresi kord yang kita mainkan.

Cara lain untuk memunculkan mode adalah dengan menggunakan slash chord. Slash chord adalah kord yang dimainkan pada bass yang berbeda dengan rootnya. Misalkan G/B berarti kita harus memainkan kord G dengan menggunakan nada B sebagai nada bassnya. Slash kord adalah cara yang mudah, dan cepat untuk mendeskripsikan kord yang kompleks.
Coba bandingkan kedua progresi dibawah ini
|: C | F/C G/C 
|: F/D | G/D 

Progresi pertama adalah progresi yang umum kita mainkan, cobalah kalian berimprovisasi dengan menggunakan tangga nada C mayor / C ionian, kemudian setelah itu cobalah memainkan tangga nada yang sama dengan diiringi progresi kord yang ke dua. Apakah kalian bisa merasakan perbedaan nuansanya? Pada progresi yang pertama, karena kalian menekankan nada C pada tangga nada C mayor, mengakibatkan kalian memunculkan suasana modes ionian / major scale yang bernuansa gembira. Sedangkan pada progresi yang kedua kalian menekankan nada D pada tangga nada C mayor, dengan begitu berarti kalian sedang memainkan mode D dorian yang mempunyai suasana yang lebih sendu. Setiap mode mempunyai nuansa sendiri yang berbeda satu sama lain. Cobalah kalian rasakan perbedaan nuansa-nuansa dari keseluruhan modes yang ada, dan coba untuk memunculkannya dengan cara-cara di atas.

Sebuah kord dibangun dengan cara yang sama tanpa mengindahkan scale harmony nya. Misalnya Dmi7, tidak peduli Dmi7 sebagai IImi7 pada tangga nada C mayor, atau Dmi7 sebagai IIImi7 pada tangga nada Bb mayor, ataupun Dmi7 sebagai VImi7 pada tangga nada F mayor, Dmi7 akan tetap mengandung komponen nada yang sama yang menyusunnya yaitu D F A C. Namun walaupun begitu modes yang dihasilkan dari ketiga tangga nada di atas (C mayor, Bb mayor, & F mayor) akan berbeda, yaitu D dorian, D phrygian, dan D aeolian, semuanya memiliki struktur yang berbeda. Jika ketiga mode tsb dikeluarkan dari konteks diatonis, maka ketiga modes tsb dapat dilihat sebagai tiga tangga nada yang dapat digunakan pada kord minor 7. Dalam sebuah musik yang menahan kord minor 7 sampai beberapa bar kita dapat mencampurkan ketiga mode tsb untuk menciptakan efek melodik yang menarik. Walaupun secara teori ketiga mode tsb bisa digunakan pada kord minor 7 akan tetapi pada prakteknya terkadang ada beberapa lines melodi yang kurang cocok untuk dimainkan dengan menggabungkan ketiga mode tsb. Dalam kasus seperti ini biarkanlah telinga kita menjadi hakim yang paling akhir yang menentukannya. Perlu diingat bahwa teori dibuat untuk musik yang akan kita dengar, dan bukan sebaliknya!!

Kita dapat membagi mode dalam 4 kategori kord dasar. Dengan menghafalkan kategori tsb maka kita dapat dengan mudah berpikir untuk memainkan beberapa mode sekaligus dalam sebuah kord. 4 kategori tsb adalah sbb:

Mayor 7 (I&IV) Modes yang dapat digunakan adalah Ionian dan Lydian
Minor 7 (II, III, VI) Modes yang dapat digunakan adalah Dorian, Phrygian, & Aeolian
Dominant 7 (V) Modes yang dapat digunakan adalah Mixolydian
Minor 7 (b5) Modes yang dapat digunakan adalah Locrian

Tips dari saya cobalah untuk tidak berpikir terlalu rumit mengenai mode. Dengan menghafalkan urutan mode kalian dapat berpikir lebih sederhana dalam berimprovisasi. Misalkan kalian akan memainkan D dorian. Karena kalian tahu bahwa dorian adalah urutan kedua dari tangga nada C mayor maka sebagai ganti berpikir untuk memainkan D dorian kalian cukup berpikir untuk memainkan tangga nada C mayor dengan penekanan pada nada D. Hal ini juga berlaku pada mode yang lainnya. Dengan begitu kalian tidak terlalu dipusingkan oleh mode. Semoga Tulisan ini bisa membantu teman2 yang selama ini dipusingkan mengenai modes dan cara menggunakan Modes.

Terimakasih pada mas Andy Owen yang telah membuat materi ini.
2 comments
Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook

Thursday, February 28, 2013

About Bass Chord Patterns

Posted by Unknown at 10:39 PM
Memahami kord adalah bagian penting  bermain bass . Jika Anda frustrasi tidak tahu not apa yang akan dimainkan untuk bermain bassline, itu mungkin karena Anda tidak tahu dan  tidak memahami kord.

Apa Chord itu ?

Chord adalah beberapa not yang dimainkan pada waktu yang bersamaan. Bassists tidak memainkan kord sesering gitaris atau pianis lakukan. Hal ini karena bermain beberapa not bernada rendah pada saat yang sama akan terdengar seperti bersuara dalam lumpur. Emang gimana suara dalam lumpur?? hehehe...Pokoknya suaranya 'mbengung' (kata org jawa). Bermain kord pada bass kadang-kadang juga dapat mengisi suara yang kosong yang tidak diisi oleh gitaris atau pianis dalam suatu band. Hal ini dapat dilakukan, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati.

Alih-alih bermain akord secara langsung, bassists menguraikan not-not dari kord. Bassists memainkan not-not yang membentuk akord sehingga menyiratkan suara kord tertentu.

Sebagai contoh, kord C mayor dibuat dengan memainkan kombinasi dari not C, E, dan G pada saat yang sama. Sebagai pemain bass saya dapat membuat kesan kord C mayor di bassline dengan memainkan not C, E, dan G . Saya memainkan not-not tersebut sesuai urutan, mengulanginya, atau mengubah urutan. Jika saya bermain C-C-E-E-G-G-E-E, akan memainkan suara kord C mayor.
Coba lihat gambar di bawah ini: (sumber gambar)

 
 

Mengapa Kita Belajar Pola Chord?

Sebagai pemain bass peran sobat-sobat adalah untuk mendukung suara masing-masing kord.  Semakin baik sobat tahu tentang kord, semakin baik Anda akan dapat menentukan suara masing-masing kord. Dan, sobat akan mampu melakukannya lebih menarik dan kreatif.

Kuncinya untuk dipahami adalah bahwa nada kord adalah jantung dari sebuah bassline. Jadi, mulailah belajar kord.
Tetap semangat! 


 
1 comments
Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook

Saturday, February 23, 2013

Cara Gampang Cari Chord Penghubung

Posted by Unknown at 8:51 AM
Salah satu tantangan ketika membuat lagu adalah memilih chord penghubung untuk membuat progresi chord yang “nyambung”. Hal ini penting karena progresi chord menentukan “arah” lagu Anda.

Namun, dalam prakteknya, masih banyak pembuat lagu yang bingung ketika harus memilih chord apa yang dipakai sebagai penghubung. Apakah soabat-sobat juga merasakan kebingungan yang sama?

 Agar arah lagu Anda jelas dan pendengar Anda punya “hubungan” yang jelas dengan lagu Anda, maka Anda harus pandai memilih chord penghubung untuk membentuk progresi chord yang jelas.

 Berikut ada satu jurus untuk memilih chord penghubung. Setelah Anda tahu cara memakai jurus ini, maka Anda akan bisa memilih chord penghubung dengan gampang dan hampir tanpa pakai pikir.


Apa itu Circle of Fifths?

Sebelum saya memberikan contoh cara memilih chord penghubung yang bagus, ada satu ilmu “matematika” yang harus Anda tahu. Ilmu matematika ini disebut dengan Circle of Fifths
Circle of Fifths ini adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara satu chord dengan chord lainnya. Berikut adalah gambar diagram Circle of Fifths:
Circle of Fifths
Gambar dari sumber
Lalu kenapa saya harus tahu diagram chord ini?
Jawabannya adalah: Anda bisa memilih chord penghubung untuk membuat progresi chord dengan menggunakan diagram Circle of Fifths sebagai “contekan”.
Diagram ini sering dipakai oleh penulis lagu hits untuk membuat progresi chord yang ngehits. Dengan “mencontek” dari diagram ini, Anda sedang mencontek dari kitab jurus para penulis lagu hits!

Kenapa penulis lagu hits pakai jurus ini?

Seperti saya sebut sebelumnya, diagram ini menjelaskan hubungan antara chord secara “matematika”.
Dalam musik Barat, ada rumus matematika yang menjadi fondasi atau struktur dibalik bebunyian yang Anda sebut “lagu”. Salah satu fondasi struktur ini adalah diagram Circle of Fifths.
Apa? Matematika? ihhh ceyem …
Tenang, walaupun ada sedikit matematika dibalik Circle of Fifths, Anda tidak akan berurusan sama sekali dengannya. Anda hanya akan “meminjam” diagram ini supaya punya jurus yang ampuh ketika Anda harus memilih chord penghubung.
Tanpa perlu memahami matematikanya, berikut adalah langkah yang Anda bisa tempuh untuk paham cara menggunakan Circle of Fifths.

Cara memakai Circle of Fifths

Dalam diagram ini, sebagai contoh coba Anda memilih titik awal nada C. Berawal dari C, coba Anda ikuti arah diagram searah jarum jam. Semakin Anda maju, Anda akan menemui urutan nada berikut:

C → G → D → A → E → B → dst

Sekarang, coba Anda mainkan urutan nada ini sebagai chord dengan instrumen Anda. Kalau Anda pakai gitar, berarti Anda mainkan chord C Mayor, G Mayor, D Mayor, A Mayor dan seterusnya.

Bunyinya agak aneh bukan?

Hal ini karena urutan nada diatas tidak sesuai dengan skala diatonis apapun. Agar Anda bisa benar-benar memakai Circle of Fifths untuk memilih chord penghubung, Anda harus “mengubahnya” menjadi skala diatonis.

Berikut caranya:
Anda gabungkan not not dalam urutan nada di atas dengan skala diatonis yang Anda pilih. Sebagai contoh, kalau saya memakai skala diatonis C Mayor, maka saya akan dapat:

C → G → Dm → Am → Em → Bdim

Karena Circle of Fifths dan skala diatonis inilah, maka saya menyebut:
Chord penyambung C, bisa ke G atau ke D
dan am bisa ke em atau ke dm.
Sekarang Anda bisa lihat darimana asal usul chord penyambung.
 
Sebagai contoh kedua, kalau saya memakai skala diatonis G Mayor, maka hasilnya:

C → G → D → Am → Em → Bm

Dari sini, Anda sudah punya “kerangka” untuk membuat progresi chord. Anda bisa memakai Circle of Fifths lalu “menggabungkannya” dengan skala diatonis apapun pilihan Anda.
Silakan Anda coba gunakan jurus ini sendiri di rumah!
Selanjutnya, untuk memperjelas cara memilih chord penghubung dari Circle of Fifths, berikut saya akan memberikan beberapa contoh progresi chord.

Cara memilih chord penghubung dari Circle of Fifths

Kembali ke urutan nada yang sudah saya buat di atas (berdasarkan skala diatonis C Mayor):

C → G → Dm → Am → Em → Bdim

Ada 2 cara Anda bisa memakai urutan nada ini:
  1. Maju ke depan. Anda bisa membuat progresi dengan berawal dari C, lalu maju ke G, lalu maju ke Dm, dan seterusnya. Contoh hasil progresi chordnya:
    C – G – Dm – Am – C
  2. Mundur ke belakang. Anda bisa membuat progresi dengan berawal dari ujung, yaitu Bdim, lalu mundur ke Em, lalu mundur ke Am, dan seterusnya. Contoh hasil progresinya:
    Bdim – Em – Am – Dm – G – C
Yang harus Anda tentukan sendiri adalah chord dasarnya. Apakah root chord Anda di C, atau di G, itu harus Anda sendiri yang memilih. Selanjutnya, Anda bisa memakai Circle of Fifths untuk membuat progresi chord dengan mulai dari chord dasar pilihan Anda.

Contohnya, kalau Anda membuat lagu dengan chord dasar di A, maka Anda akan mendapatkan Circle of Fifths (yang sudah digabungkan dengan skala diatonis A Mayor) sebagai berikut:

A → E → Bm → F#m → C#m → G#dim → dst

Lalu, Anda tinggal pilih mau mulai dari chord mana. Kalau Anda mulai dari chord A, maka Anda pilih chord keduanya apa, lalu mundur ke belakang dari sana.
Misal saya pilih chord pertama A, lalu saya mau chord kedua dari F#m, maka progresi chord yang saya dapatkan berdasarkan Circle of Fifths adalah:

F#m → Bm → E → A

Progresi chord ini adalah hasil dari berawal dari chord A, lalu memilih chord kedua F#m, lalu “mundur ke belakang” berdasarkan Circle of Fifths yang sudah digabung dengan skala diatonis A Mayor.

Kenapa progresi chord harus kembali ke chord dasar?

Hal ini karena fungsi dari progresi chord adalah kembali ke chord dasarnya. Setiap progresi chord adalah “perjalanan” dan di akhir perjalanan Anda harus “pulang ke rumah”.
Tentunya, Anda tidak harus pulang ke rumah, tapi ini adalah kasus yang biasa terjadi.
Jadi dalam contoh diatas, saya memilih F#m, lalu menggunakan Circle of Fifths untuk cari tahu “rute” supaya “pulang ke rumah”, alias kembali ke chord dasar. Kalau saya mau mulai dari chord lain bisa juga, yang penting saya mencari rute untuk kembali ke rumah.

Latihan yang tekun akan tetap memberikan hasil yang maksimal. TETAP SEMANGAT !!!

0 comments
Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook

Apakah Skala Nada Diatonis dan Pentatonis itu?

Posted by Unknown at 8:46 AM
Apakah skala nada diatonis dan pentatonis itu? Yuk kita cari tahu...
Pertama kita bahas skala nada diatonis.
Skala nada diatonis adalah skala nada yang terdiri dari 7 nada yiatu C-D-E-F-G-A-B-C. Dalam skala ini ada 2 bagian yaitu: skala diatonis mayor dan skala diatonis minor. Untuk skala diantonis minor terdiri dari: skala minor natural, skala minor harmonic, dan skala minor melodic. Mari kita pelajari selengkapnya...yuuuuukkk..



 a. Skala Diatonis Mayor
     Skala diatonis mayor adalah skala nada yang memiliki karakter mayor pada nada ke-2 dan ke-3
     yang memiliki interval  1 nada (2 fret jika pada gitar). Jadi nada ke-1 sampai ke-3 adalah nada 
     Berikut disajikan pola skala nada pada nada C.
     diatonis mayor: C - D - E -  F - G - A - B - C
                               1 -  1 - 1/2 -1 - 1 -  1-  1/2.

b. Skala diatonis Minor
    Skala diatonis minor adalah skala nada yang memiliki  karakter minor pada nada jarak 1 1/2
    ada dari nada ke-1 sampai ke-3.
    b.1  Natural Minor
           Pola susunan nada pada diatonis natural minor adalah 1-1/2-1-1-1/2-1-1. Jika kita perhatikan
           lebih seksama, ternyata skala natural minor ini ada  kesamaan dengan skala diatonis mayor.
           Dengan begitu, jika nada lagu ada diposisi Am, maka kita bisa menggunakan skala C mayor.
           Perhatikan berikut ini:
           Skala Am : A - B - C - D - E - F - G - A          Skala C mayor: C - D - E - F - G - A - B - C
                              1    1/2  1    1  1/2  1    1                                     1    1   1/2  1   1    1    1/2
                          
    b.2  Harmonic Minor
           Pola skala nada harmonic minor adalah 1-1/2-1-1-1/2-11/2-1/2 (A-B-C-D-E-F-GIS-A)

    b.3  Melodic Minor
           Pola skala nada melodic minor adalah 1-1/2-1-1-1-1-1/2 (A-B-C-D-E-FIS-GIS-A)




Sekarang kita bahas skala nada pentatonis

SKALA PENTATONIS

Jika skala diatonis terdiri dari 7 nada, skala pentatonis hanya memiliki 5 nada. Pada pentatonis, nada ke-4 dan ke-5 hilang. Skala pentatonis ini lebih banyak digunakan pada musik, jazz, blus, rock, juga musik-musik daerah.

Ada dua jenis skala pentatonis yaitu skala pentatonis mayor (natural) dan skala pentatois minor.
a. Skala Pentatonis Natural
    Sama halnya dengan skala diatonis bahwa yang menunjukan bahwa itu skala mayor adalah  
    interval nada ke-1 sampai ke-3 yang berjarak 1-1. Pola skala pada C adalah 1-1-11/2-1-11/2
    (C-D-E-G-A-C)
b. Skala Pentatonis minor
    Jika pada skala mayor nada ke-1 sampai ke-3 berjarak 1-1, sedangkan yang menandai minor
    adalah nada ke-1 sampai ke-3 berjarak 11/2. Pola skala pada A adalah : 11/2-1-1-11/2-1 
    (A-C-D-E-G-A)


Semoga bermanfaat.
1 comments
Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook

Sunday, February 17, 2013

Pemeliharaan Bass

Posted by Unknown at 10:04 AM
Bass juga perlu untuk di bersihkan. Terutama bagian neck dan fretboard. Untuk bagian neck cukup di lap dengan kain halus yang telah diberi sedikit cairan pembersih untuk gitar.
Bagian terpenting yang harus dibersihkan adalah fretboard. Apabila kotor akan sangat mempengaruhi permainan dan kualitas suara yang  dihasilkan. Caranya lepas semua senar bass, kemudian bersihkan fretboard menggunakan sikat gigi. Gosok secara perlahan-lahan. Semua kotoran akan hilang dengan sempurna.

Jika frets yang kotor, frets dapat dibersihkan dengan metal polish yang berkualitas baik. Lepas senar dan gunakan selotip di kedua sisi fret untuk mencegah kotoran dari metal polish masuk ke fretboard.
Ulangi pada semua fret.

Bisa juga membersihkan fretboard dengan menggunakan lemon oil. Gunakan secukupnya. Jangan terlalu banyak. Pembersihan fretboard ini bisa juga tanpa melepas senar. Tapi di karenakan sedikit banyak senar akan terkena lemon oil, di takutkan akan menyebabkan korosi pada senar. Jadi, saran saya, mending lepas aja y.....hehehe..
Solusi lainya dengan menggunakan Ernie Ball Wonder Wipes.
Wonder wipes ini seperti tisu pembersih pada bayi. Dapat digunakan untuk membersihkan dan merawat fretboard tanpa perlu melepas senar.

Seberapa sering fretboard perlu dibersihkan akan tergantung pada seberapa sering Anda bermain bass Anda. Saya akan menebak bahwa dua atau tiga kali setahun akan cukup untuk sebagian besar pemain. Waktu yang ideal untuk melakukannya adalah ketika Anda mengubah string Anda.

Semoga tips ini bermanfaat.
0 comments
Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook

Sunday, February 10, 2013

Senam Jari

Posted by Unknown at 1:21 PM
Selain kita melakukan senam kesegaran jasmani....
ambil gitar...yuk kita senam jari..(pake bass jg boleh...hehehe...)

semangaaaaaattttt........!!!!
|--------------------------------------------------------------------------|
|--------------------------------------------------------------------------|
|-------4-------5-------6-------7-------8-------9-------10--------11-------|
|-----3-------4-------5-------6-------7-------8-------9--------10----------|
|---2-------3-------4-------5-------6-------7-------8--------9-------------|
|-1-------2-------3-------4-------5-------6-------7--------8---------------|

|----------------------------------------------------|
|----------------------------------------------------|
|---------12----------13----------14----------15-----|
|------11----------12----------13----------14--------|
|---10----------11----------12----------13-----------|
|-9----------10----------11----------12--------------|

latihan 2: sama seperti latihan 1, cuma ada penambahan sedikit, masih semangat kan?.

|--------------------------------------------------------------------------|
|--------------------------------------------------------------------------|
|-------4-1-------------5-2-------------6-3-------------7-4----------------|
|-----3-----2---------4-----3---------5-----4---------6-----5--------------|
|---2---------3-----3---------4-----4---------5-----5---------6------------|
|-1-------------4-2-------------5-3-------------6-4-------------7----------|

|--------------------------------------------------------------------------|
|--------------------------------------------------------------------------|
|-------8-5-------------9-6-------------10-7---------------11-8------------|
|-----7-----6---------8-----7---------9------8----------10------9----------|
|---6---------7-----7---------8-----8----------9------9-----------10-------|
|-5-------------8-6-------------9-7--------------10-8----------------11----|

|------------------------|
|------------------------|
|---------12-9-----------|
|------11------10--------|
|---10------------11-----|
|-9------------------12--|

Latihan 3:

|-12-11-10-9-----------10-9-8-7---------8-7-6-5---------6-5-4-3------------|
|------------11-10-9-8----------9-8-7-6---------7-6-5-4---------5-4-3-2----|
|--------------------------------------------------------------------------|
|--------------------------------------------------------------------------|
|--------------------------------------------------------------------------|
|--------------------------------------------------------------------------|

|-4-3-2-1--|
|----------|
|----------|
|----------|
|----------|
|----------|

Latihan 4.

|-1-------2-------3-------4-------5-------6-------7--------8---------------|
|---2-------3-------4-------5-------6-------7-------8--------9-------------|
|-----3-------4-------5-------6-------7-------8-------9--------10----------|
|-------4-------5-------6-------7-------8-------9-------10--------11-------|
|--------------------------------------------------------------------------|
|--------------------------------------------------------------------------|

|-9----------10----------11----------12------------|
|---10----------11----------12----------13---------|
|------11----------12----------13----------14------|
|---------12----------13----------14----------15---|
|--------------------------------------------------|
|--------------------------------------------------|

Latihan 5, usahakan memainkan lebih cepat.

|-----------------------------------------6-8-7-9--|
|---------------------------------5-7-6-8----------|
|-------------------------4-6-5-7------------------|
|-----------------3-5-4-6--------------------------|
|---------2-4-3-5----------------------------------|
|-1-3-2-4------------------------------------------|

Dan sekarang pelankan lagi

|-9-7-8-6------------------------------------------|
|---------8-6-7-5----------------------------------|
|-----------------7-5-6-4--------------------------|
|-------------------------6-4-5-3------------------|
|---------------------------------5-3-4-2----------|
|-----------------------------------------4-2-3-1--|

  Salam Bassist
1 comments
Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook

Belajar Membaca Tablatur

Posted by Unknown at 1:20 PM
Salah satu hal yang harus diketahui saat belajar bermain gitar adalah membaca tab.  Banyak tutorial yang disajikan di internet atau buku panduan musik yang menggunakan cara penyajian sederhana yaitu dalam bentuk tablature, oleh sebab itu seorang gitaris harus bisa membaca tablature, ini sangat mudah dan lebih mudah daripada harus membaca not balok atau not angka, tapi kelemahannya adalah pada tempo lagu, tidak dituliskan bagaimana tempo lagu dalam tablatur.

Nah, mari kita mulai dengan yang paling dasar dari sebuah tablatur
 
E------------------------------------------------
B------------------------------------------------
G------------------------------------------------
D------------------------------------------------
A------------------------------------------------
E------------------------------------------------

Garis putur-putus adalah mewakili senar pada gitar, garis paling atas adalah senar dengan nada tertinggi yaitu E, dan E yang paling atas itu adalah senar terkecil atau senar yang paling bawah pada gitar. Garis B adalah senar dengan nada B pada gitar yaitu senar nomor 2, hitungannya dari bawah ya, ingat dari bawah, dan seterusnya.
 
 
E-----------------------------------------------
B-----------------------------------------------
G-----------------------------------------------
D-----------------------------------------------
A---7-7-10-7-5-3-2---------------------------
E-----------------------------------------------

Angka-angka di atas menunjukkan fret atau kolom tempat nada itu dimainkan, menghitung nomor fret adalah dari kolom yang terjauh atau yang paling luas.

Kemudian ada beberapa istilah dalam tablatur yang harus dipahami juga, biasanya ditulis dengan kode yang diselipkan setelah angka yang menunjukkan fret pafa tablature, beberapa istilah yang dimaksud adalah:
  • hammer on : petik not awal(pertama) / not lebih rendah dengan cara picking(memetik dengan pick) lalu bunyikan not lebih tinggi dengan jari lain dengan tanpa picking lagi
  • pull off : tempatkan jari bersamaan pada not-not yang akan dibunyikan. Petik not awal, tarik jari pertama anda(yang memetik not awal) untuk membunyikan not berikutnya
  • slide : petik not awal, geser jari pada not berikutnya (lebih rendah atau tinggi). Ada dua slide disini, pertama: tanpa memetik not berikutnya (sekali petik 2 not), kedua: dengan memetik not berikutnya (dua petik, 2 not)
  • pick slide : bunyikan not dengan memakai sisi pick, sehingga muncul suara gerit/seret(scratch)
  • tapping : dengan ujung jari telunjuk atau tengah ketuklah not yang ingin dibunyikan pada fretboard
  • trill : selang-seling dengan cepat antara not awal dan kedua memakai hammer on dan pull off
  • bend : tekan kuat jari kiri pada fretboard kemudian naikkan jari anda hingga nada yang dihasilkan menjadi naik
  • bend and release : petik, bending hingga nadanya naik 1/2 atau 1, kemudian balik lagi ke nada awalnya
  • pre bend : bending dulu hingga nadanya naik 1/2 atau 1, baru dipetik
  • pre bend and release : bending dulu hingga nadanya naik 1/2 atau 1, petik, bending lagi hingga bunyinya balik ke not awal
  • unison bend : bending dua buah not bersamaan
  • vibrato : efek getar, dengan bending, getarkan senar dengan bending naik turun secara cepat, bisa dengan tangan kiri atau memakai tremolo/whammy bar
  • wide atau exaggerated vibrato : bending naik turun lebih kuat lagi dari vibrato bias
  • natural harmonic : bunyikan not dengan menyentil(menyentuh ringan) dengan jari kiri hingga berbunyi seperti lonceng “ting”
  • artificial harmonic : bunyikan not dengan seperti biasa, cuman pada picking tangan kanan iringi dengan sisi jempol, atau pucuk jari telunjuk, dengan volume atau tingkat efek distorsi tinggi akan menghasilkan bunyi decit harmonic
  • tremolo bar : memakai tremolo/whammy bar, turunkan not pada tablature sejauh yang ditunjukkan, lalu balikkan lagi ke not awalnya
  • palm muting : diamkan not yang bersuara dengan telapak tangan kanan(bagi left handed guitarist)/kiri(bagi right handed guitarist)
  • muffled strings : letakkan jari dengan tanpa menekan terlalu kuat pada fretboard sehingga menghasilkan sound percussive
Ok, sampai disini dulu. Tunggu posting-posting berikutnya.
 
Salam Bassist
0 comments
Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook
Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Mengenai Saya

Unknown
View my complete profile

Blog Archive

  • ▼  2013 (14)
    • ▼  March (1)
      • Apa Itu Modes? Bagaimana Menggunakannya?
    • ►  February (13)

Blogroll

Blogger templates

Menu

  • Beranda
Powered by Blogger.

Followers

Pages - Menu

  • Beranda

Popular Posts

  • Cara Untuk Menghapal Semua Not di Bass Fret dengan Mudah
    Belajar mengetahui tiap not pada fret bass sangat penting apabila sobat-sobat ingin menjadi seorang pemain bass yang hebat. Kadang-kadang ki...
  • Apakah Skala Nada Diatonis dan Pentatonis itu?
    Apakah skala nada diatonis dan pentatonis itu? Yuk kita cari tahu... Pertama kita bahas skala nada diatonis. Skala nada diatonis adalah ...
  • Not Balok
    Not Balok.... Hmm...Bagi sebagian orang khususnya musisi pemula tidak memahami atau bahkan tidak tahu sama sekali akan not balok. Padahal m...
  • Belajar Bass yuk..#2
    Bass, instrument musik yang gak bisa di anggap sebelah mata kehadirannya terutama dalam per- band -an. Tanpa bass ngeband terasa kurang nend...
  • Cara Gampang Cari Chord Penghubung
    Salah satu tantangan ketika membuat lagu adalah memilih chord penghubung untuk membuat progresi chord yang “nyambung”. Hal ini penting kar...
  • Belajar Bass yuk...
    Senar dan Penalaan ( Tuning ) Empat senar Biasanya ditalakan ke "G-D-A-E", "G-D-A-D", "G-D-G-D", "D-...
  • Senam Jari
    Selain kita melakukan senam kesegaran jasmani.... ambil gitar...yuk kita senam jari..(pake bass jg boleh...hehehe...) semangaaaaaattttt....
  • Pemeliharaan Bass
    Bass juga perlu untuk di bersihkan. Terutama bagian neck dan fretboard . Untuk bagian neck cukup di lap dengan kain halus yang telah diberi...
  • Belajar Bass yuk..#3
    Seperti janji saya, saya akan melanjutkan tentang scale bass yang sebelumnya saya share. Bagi yang belum baca, klik disini . Semoga ini ber...
  • Sejarah Bass
    Sekitar tahun 1930,seorang musisi, Paul Tutmarc dari Seattle, Washington, mengembangkan elektik bass stringnya dalam bentuk yang lebih moder...
 

© 2010 My Web Blog
designed by DT Website Templates | Bloggerized by Agus Ramadhani | Zoomtemplate.com