Namun, dalam prakteknya, masih banyak pembuat lagu yang bingung ketika harus memilih chord apa yang dipakai sebagai penghubung. Apakah soabat-sobat juga merasakan kebingungan yang sama?
Agar arah lagu Anda jelas dan pendengar Anda punya “hubungan” yang jelas dengan lagu Anda, maka Anda harus pandai memilih chord penghubung untuk membentuk progresi chord yang jelas.
Berikut ada satu jurus untuk memilih chord penghubung. Setelah Anda tahu cara memakai jurus ini, maka Anda akan bisa memilih chord penghubung dengan gampang dan hampir tanpa pakai pikir.
Apa itu Circle of Fifths?
Sebelum saya memberikan contoh cara memilih chord penghubung yang bagus, ada satu ilmu “matematika” yang harus Anda tahu. Ilmu matematika ini disebut dengan Circle of FifthsCircle of Fifths ini adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara satu chord dengan chord lainnya. Berikut adalah gambar diagram Circle of Fifths:
Lalu kenapa saya harus tahu diagram chord ini?
Jawabannya adalah: Anda bisa memilih chord penghubung untuk membuat progresi chord dengan menggunakan diagram Circle of Fifths sebagai “contekan”.
Diagram ini sering dipakai oleh penulis lagu hits untuk membuat progresi chord yang ngehits. Dengan “mencontek” dari diagram ini, Anda sedang mencontek dari kitab jurus para penulis lagu hits!
Kenapa penulis lagu hits pakai jurus ini?
Seperti saya sebut sebelumnya, diagram ini menjelaskan hubungan antara chord secara “matematika”.
Dalam musik Barat, ada rumus matematika yang menjadi fondasi atau struktur dibalik bebunyian yang Anda sebut “lagu”. Salah satu fondasi struktur ini adalah diagram Circle of Fifths.
Apa? Matematika? ihhh ceyem …
Tenang, walaupun ada sedikit matematika dibalik Circle of Fifths, Anda tidak akan berurusan sama sekali dengannya. Anda hanya akan “meminjam” diagram ini supaya punya jurus yang ampuh ketika Anda harus memilih chord penghubung.
Tanpa perlu memahami matematikanya, berikut adalah langkah yang Anda bisa tempuh untuk paham cara menggunakan Circle of Fifths.
Cara memakai Circle of Fifths
Dalam diagram ini, sebagai contoh coba Anda memilih titik awal nada C. Berawal dari C, coba Anda ikuti arah diagram searah jarum jam. Semakin Anda maju, Anda akan menemui urutan nada berikut:
C → G → D → A → E → B → dst
Sekarang, coba Anda mainkan urutan nada ini sebagai
chord dengan instrumen Anda. Kalau Anda pakai gitar, berarti Anda
mainkan chord C Mayor, G Mayor, D Mayor, A Mayor dan seterusnya.
Bunyinya agak aneh bukan?
Hal ini karena urutan nada diatas tidak sesuai dengan skala diatonis apapun. Agar Anda bisa benar-benar memakai Circle of
Fifths untuk memilih chord penghubung, Anda harus “mengubahnya” menjadi skala diatonis.
Berikut caranya:
Anda gabungkan not not dalam urutan nada di atas dengan skala diatonis yang Anda pilih. Sebagai contoh, kalau saya memakai skala diatonis C Mayor, maka saya akan dapat:
C → G → Dm → Am → Em → Bdim
Karena Circle of Fifths dan skala diatonis inilah, maka saya menyebut:
Chord penyambung C, bisa ke G atau ke D
dan am bisa ke em atau ke dm.
Sekarang Anda bisa lihat darimana asal usul chord penyambung.
Sebagai contoh kedua, kalau saya memakai skala diatonis G Mayor, maka hasilnya:
C → G → D → Am → Em → Bm
Dari sini, Anda sudah punya “kerangka” untuk membuat progresi chord. Anda bisa memakai Circle of Fifths lalu “menggabungkannya” dengan skala diatonis apapun pilihan Anda.
Silakan Anda coba gunakan jurus ini sendiri di rumah!
Selanjutnya, untuk memperjelas cara memilih chord
penghubung dari Circle of Fifths, berikut saya akan memberikan beberapa
contoh progresi chord.
Cara memilih chord penghubung dari Circle of Fifths
Kembali ke urutan nada yang sudah saya buat di atas (berdasarkan skala diatonis C Mayor):
C → G → Dm → Am → Em → Bdim
Ada 2 cara Anda bisa memakai urutan nada ini:
-
Maju ke depan. Anda bisa membuat progresi dengan berawal dari C, lalu maju ke G, lalu maju ke Dm, dan seterusnya. Contoh hasil progresi chordnya:
C – G – Dm – Am – C -
Mundur ke belakang. Anda bisa membuat progresi dengan berawal dari ujung, yaitu Bdim, lalu mundur ke Em, lalu mundur ke Am, dan seterusnya. Contoh hasil progresinya:
Bdim – Em – Am – Dm – G – C
Yang harus Anda tentukan sendiri adalah chord dasarnya. Apakah root chord
Anda di C, atau di G, itu harus Anda sendiri yang memilih. Selanjutnya,
Anda bisa memakai Circle of Fifths untuk membuat progresi chord dengan
mulai dari chord dasar pilihan Anda.
Contohnya, kalau Anda membuat lagu dengan chord dasar di
A, maka Anda akan mendapatkan Circle of Fifths (yang sudah digabungkan
dengan skala diatonis A Mayor) sebagai berikut:
A → E → Bm → F#m → C#m → G#dim → dst
Lalu, Anda tinggal pilih mau mulai dari chord mana.
Kalau Anda mulai dari chord A, maka Anda pilih chord keduanya apa, lalu
mundur ke belakang dari sana.
Misal saya pilih chord pertama A, lalu saya mau chord
kedua dari F#m, maka progresi chord yang saya dapatkan berdasarkan
Circle of Fifths adalah:
F#m → Bm → E → A
Progresi chord ini adalah hasil dari berawal dari chord
A, lalu memilih chord kedua F#m, lalu “mundur ke belakang” berdasarkan
Circle of Fifths yang sudah digabung dengan skala diatonis A Mayor.
Kenapa progresi chord harus kembali ke chord dasar?
Hal ini karena fungsi dari progresi chord adalah kembali ke chord dasarnya. Setiap progresi chord adalah “perjalanan” dan di akhir perjalanan Anda harus “pulang ke rumah”.
Tentunya, Anda tidak harus pulang ke rumah, tapi ini adalah kasus yang biasa terjadi.
Jadi dalam contoh diatas, saya memilih F#m, lalu
menggunakan Circle of Fifths untuk cari tahu “rute” supaya “pulang ke
rumah”, alias kembali ke chord dasar. Kalau saya mau mulai dari chord
lain bisa juga, yang penting saya mencari rute untuk kembali ke rumah.
Latihan yang tekun akan tetap memberikan hasil yang maksimal. TETAP SEMANGAT !!!
0 comments:
Post a Comment